6 Cara Detoksifikasi Tubuh
via pexels.com
via pexels.com
Toksin merupakan zat yang diproduksi di dalam sel atau organisme hidup (tanaman, hewan dan bakteri tertentu). Toksin dapat menjadi obat yang bermanfaat bila digunakan dalam dosis tepat. Namun, dapat juga menjadi racun 1 bila digunakan dengan cara yang salah atau dalam jumlah berlebih.2
Zat berbahaya dalam tubuh bisa berasal dari berbagai jenis cara, bisa melalui asupan makanan (junk food, makanan terlalu panas, terlalu dingin, tinggi lemak, dll), asupan minuman (kopi, alkohol, soda, minuman tinggi gula, dll),3 polusi udara, radiasi, zat kimia, obat-obatan, ataupun kosmetik.4 Toksin tersebut biasanya dapat mengendap karena tidak dikeluarkan secara lancar oleh tubuh. Beberapa gejala umum dari pengendapan racun dalam tubuh adalah kelelahan kronis, insomnia, sakit punggung, sensitif terhadap produk makanan atau bahan kimia tertentu dan bau badan.5
Secara alami tubuh sudah mempunyai sistem membersihkan diri dari racun, yakni melalui feses, urin, dan keringat. Namun di zaman modern ini perlu juga untuk melakukan detoksifikasi (proses metabolisme untuk membuang kotoran, racun, serta berbagai macam zat asing berbahaya yang tersimpan dalam tubuh)5 agar racun dalam tubuh keluar secara maksimal serta membuat tubuh menjadi lebih segar dan bugar.4
Lalu bagaimana cara melakukan detoksifikasi yang tepat? Berikut beberapa cara mudah dalam melakukannya:
Tidur merupakan waktu terbaik tubuh untuk beristirahat. Dengan tidur secara cukup, tubuh akan kembali segar di keesokan harinya. Selain itu cukup tidur juga membantu dalam mengurangi racun yang terbentuk dalam tubuh karena saat tidur organ-organ dalam tubuh tidak bekerja sekeras saat Anda bangun.4
Mengurangi konsumsi gula maupun pemanis buatan juga merupakan salah satu cara detoksifikasi untuk mengurangi racun dari dalam tubuh. Mengkonsumsi banyak gula dapat memberatkan kerja pankreas dalam menghasilkan insulin (hormon alami yang memungkinkan tubuh mengubah glukosa menjadi energi untuk disebarkan di seluruh tubuh). Sebagai pengganti gula, Anda dapat memilih makanan sumber gula (karbohidrat) lain yang mengandung serat, seperti oat, gandum, dan beras merah.4
Seperti yang sudah kita ketahui, sayur dan buah mengandung banyak zat-zat penting yang baik bagi tubuh. Karena itu, mengonsumsi sayur dan buah setiap hari juga merupakan salah satu cara detoksifikasi yang baik. Dengan banyak mengkonsumsi sayur dan buah setiap harinya berarti Anda juga membantu mengeluarkan racun dari tubuh. Kandungan serat dalam sayur dan buah sangat baik membantu tubuh dalam menghilangkan racun.4
Tubuh mengandung 80% kadar air, sehingga tentu memerlukan asupan air yang cukup untuk membantu tubuh agar tetap menjalankan fungsinya secara maksimal. Saat minum air putih, sebenarnya Anda tidak hanya menghilangkan dahaga tetapi juga membantu mengeluarkan racun dari tubuh.4
Minum jus merupakan cara detoksifikasi yang enak dan menyenangkan. Selain rasanya yang segar, olahan jus untuk detoksifikasi juga kaya akan enzim sehingga proses pembuangan racun bisa berjalan dengan optimal. Rajin minum jus diiringi pola hidup sehat akan memaksimalkan proses pembersihan usus, hati, maupun organ lain dalam memperbaiki sistem pencernaan dan mengoptimalkan metabolisme.7
Sebagai bahan jus, Anda bisa menggunakan berbagai macam buah dan sayur-sayuran yang ditambah dengan rempah-rempah alami seperti jahe atau kayu manis sebagai penambah aroma, rasa, maupun manfaat dari jus.7
Aktivitas fisik yang satu ini akan membantu pengeluaran racun melalui keringat. Olahraga selain memacu tubuh untuk berkeringat, juga meningkatkan sirkulasi darah, menstimulir sistem limpa, serta menurunkan tingkat stres, depresi, dan membantu menstabilkan emosi.6
Selain baik untuk kesehatan, olahraga ringan secara teratur juga membantu dalam menjaga kelenturan tubuh yang harus dijaga selama proses detoks. Sebab racun bisa menumpuk jika otot dan persendian kaku akibat kurang gerak.8
Namun perlu dingat detoksifikasi dapat dilakukan bagi mereka yang berusia 15 tahun ke atas. Karena anak dengan usia 15 tahun ke bawah membutuhkan banyak asupan bergizi, seperti cukup kalori dan protein untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk alasan inilah, detoks yang umumnya melibatkan puasa dan pembatasan makanan bukanlah ide bagus untuk dilakukan bagi remaja.9
Selain itu detoksifikasi juga tidak disarankan dilakukan oleh wanita hamil, wanita yang sedang menstruasi, penderita tekanan darah rendah, lemah ginjal, batu ginjal, gastritis (masalah iritasi atau peradangan pada lapisan lambung), diabetes kronis, hingga hernia.8
Sumber:{BuyRp}{Unit}